A Series of Unfortunate Events: Sebuah Refleksi Ekstrinsik?

Saya ingat, pertama kali tertarik dengan serangkaian karya Lemony Snicket ini dari buletin sebuah toko buku. Pastinya, artikelnya benar-benar menarik sehingga saya pun tertarik untuk mengikuti kisahnya sampai edisi 5.

Saat membaca buku pertama, memang sedikit aneh. Lemony Snicket, penulisnya yang merupakan seorang pria misterius (karena tidak ada biografi ataupun foto yang jelas), menuliskan:

Pembaca Yth.,

Dengan sangat menyesal terpaksa kusampaikan bahwa buku yang kalian pegang ini sangat tidak menyenangkan. Buku ini bercerita tentang kisah sedih tiga anak malang…

Sudah menjadi tugasku untuk menuliskan kisah-kisah sedih ini, agar kalian semua mengetahuinya. Tapi tak ada yang melarang kalian meletakkan buku ini sekarang juga dan membaca buku lain yang lebih menggembirakan, jika kalian lebih suka kisah-kisah seperti itu.

Dengan segala hormat,

Lemony Snicket.

Tapi tentu saja, bukannya malah melempar buku itu: saya dan juga mungkin para pembaca lainnya malah semakin penasaran. Cara mengenalkan buku ini bisa dikatakan unik, sehingga pastinya ada sesuatu yang unik di dalam buku ini.

Mungkin juga. Tapi, begitu saya membuka buku dan melihat bahwa tulisan-tulisan tercetak dengan huruf yang besar dan jarang-jarang; saya pun sadar bahwa buku ini sebenarnya untuk anak-anak. Tapi anehnya, selama saya membaca, saya menjadi kurang bersimpati jika buku-buku ini ditujukan untuk pembaca anak-anak.

Seperti sudah dijelaskan Mr Snicket di sinopsis, buku ini menceritakan tentang 3 anak yatim piatu keluarga Baudellaire: Violet, Klaus, Sunny. Dalam penjelasan karakter, Snicket dengan sukses menciptakan ketiganya memiliki kemampuan khusus: Violet dengan kemampuan mekaniknya, Klaus dengan kepintarannya karena membaca, dan Sunny dengan kemampuan menggigitnya.

Oh, satu hal. Sunny Baudellaire dikatakan masih bayi; yang membuat saya bertanya-tanya tentang bagaimana dua kakaknya, yang juga masih sekitar 14 tahun, bisa merawat adik bayinya selama petualangan mengerikan mereka. Yah, memang, buku cerita anak-anak terbilang cukup singkat dan tidak terlalu detil.

Kemudian, hal yang menjadi alasan saya tidak mendukung buku-buku ini ditujukan pada pembaca anak-anak yaitu karena sangat banyak sekali atmosfer ketakutan, kesialan, dan hal-hal buruk lainnya yang tidak bagus untuk anak-anak.

Begini. Saat teringat masa kanak-kanak, kita akan teringat masa paling labil dalam hidup kita. Masa belajar banyak hal tentang kehidupan dan makna hidup. Eh, mungkin terlalu berat, haha. Ya, bayangkan saja saat kita menjadi anak-anak dan membaca kisah seperti ini:

  1. Tiga bersaudara dari keluarga kaya, lengkap dengan kebahagiaan mereka dengan orang tuanya. Tiba-tiba diceritakan rumahnya kebakaran dan kedua orangtuanya meninggal,
  2. Tiga bersaudara harus diasuh dengan relasi keluarga mereka, yang ternyata diceritakan sebagai pria jelek, jahat, dan kejam, yang mengincar harta keluarga mereka,
  3. Tiga bersaudara harus mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak dan membersihkan rumah,
  4. Violet dipaksa menikah dengan relasi keluarganya dalam sebuah jebakan di teater drama, agar sang pria pengasuh ketiganya mendapat harta kekayaan,

Facts di atas diambil dari buku pertama: A Series of Unfortunate Events, The Bad Beginning. Sang pemilik hak asuh mereka yang pertama, Count Olaf, diceritakan sebagai tokoh antagonis yang, sayangnya, muncul di setiap edisi buku ini.

Hal yang menjadi alasan kuat adalah: setiap saat ketiga bersaudara Baudellaire mendapatkan kebahagiaan atau hampir mendapatkan kebahagiaan, penulisnya langsung memutar alur dengan sesuatu yang tidak menyenangkan: dan selalu alurnya kembali pada Count Olaf yang entah bagaimana selalu muncul.

Misalnya, di buku kedua, ketiganya diasuh seorang pria yang baik dan menyenangkan; sampai tiba-tiba Count Olaf datang dengan menyamar sebagai asisten baru pria itu. Di buku ketiga, mereka diasuh wanita yang baik di sebuah tempat yang, walaupun aneh tapi setidaknya mereka nyaman dan aman; sampai Count Olaf datang dengan menyamar (lagi) dan mencuri apresiasi wanita itu.

Jadi itulah mengapa A Series of Unfortunate Events ini tidak selesai-selesai; sepertinya mencapai 12 edisi. Karena alur ceritanya berputar, walau Mr Snicket dengan cerdik mendapatkan berbagai macam ide penderitaan ketiga Baudellaire.

Buku edisi 4 dan 5 sudah sedikit berlebihan untuk cerita anak-anak. Buku ke-4 menceritakan mereka bertiga dikirim ke sebuah pabrik kayu untuk bekerja. Pemaksaan kerja di bawah umur? Mungkin. Ketiga Baudellaire harus bekerja, selayaknya buruh pabrik. Dan buruknya, di akhir cerita, saat terjadi konflik dengan Count Olaf (pastinya) dan juga antek-antek teaternya, mereka berurusan dengan alat-alat berat dalam pabrik. Sangat-sangat tidak disarankan untuk anak-anak.

Buku edisi 5 cukup menyebalkan, bagi saya. Mereka bertiga dimasukkan ke dalam sekolah yang sepertinya cukup menegangkan. Kembali, isu sekolah sangat identik dengan anak-anak. Dengan gambaran sebuah sekolah mengerikan seperti dalam edisi The Austere Academy, akan merusak pikiran anak-anak. Terlebih lagi, alur ceritanya benar-benar menyayat hati (mungkin istilahnya sedikit berlebihan). Ketiga Baudellaire mendapat sahabat, yang mereka tidak dapatkan selama edisi sebelumnya. Sahabat mereka, dua saudara Quagmire, sangat baik dan percaya cerita mereka tentang Count Olaf (yang lagi-lagi menyamar menjadi guru mereka). Dua saudara Quagmire pun banyak membantu ketiga Baudellaire dalam konflik dengan Count Olaf.

Tetapi, seperti cerita sebelumnya: seakan alur berputar kembali setiap saat ketiga Baudellaire mendapat seorang atau pihak yang baik pada mereka; mereka pun berpisah dengan kedua Quagmire karena Count Olaf menculik mereka berdua.

Rumit? Sangat. Dan alur yang selalu menggantung pada setiap edisi, membuat pembaca penasaran. Poin bagus, tapi dengan segala penderitaan yang akhirnya selalu merugikan ketiga Baudellaire dan diakhiri dengan tangis ketiganya yang dipisahkan dari sesuatu yang menyenangkan (yang didapat di awal cerita), rasanya alur menjadi monoton.

Dan pertanyaan besar pun muncul; mengapa ada aja yang mendapat ide menuliskan sebuah jalan cerita penderitaan seperti Lemony Snicket? Tujuannya apa sih menceritakan kisah penderitaan ini? Saat saya mencoba mencari biografi lengkapnya di internet, saya mendapat sebuah kisah hidupnya seperti Mr. Snicket’s investigations usually prevent him from being anywhere near any electronic equipment or postal paraphernalia.

Is this a joke? Saat hendak mencari karakter sebenarnya Mr Snicket, yang saya temukan hanyalah sebuah fakta-fakta misterius lainnya tentang beliau. Sempat menemukan bahwa ada sebuah buku yang dibuat untuk mengungkapkan misteriusnya seorang Lemony Snicket. Dilihat dari sinopsinya, sepertinya buku ini akan menjawab semua pertanyaan pembaca tentang Lemony Snicket. Tapi, saya tidak yakin.

Tapi jujur, Lemony Snicket merupakan seorang penulis yang bagus. Bahkan seorang penulis cerita anak-anak yang bagus. Dilihat dari cara menulisnya, dia sudah mengetahui apa yang hendak ditulis. Dan sebelum menulis sebuah konflik misalnya, dia selalu menganalogikan dengan kejadian yang normal terjadi pada anak-anak. Sehingga, anak-anak pun bisa cepat mengerti dan menyesuaikan.

Jika dilihat dari kualitas tulisan, tulisan Lemony Snicket memang sangat berkualitas. Dia tahu targetnya (anak-anak) dan tahu cara menulis untuk anak-anak. Hanya saja, topik bahasan ceritanya yang tidak bisa diterima. Memang, dunia anak-anak tidak harus dipenuhi dengan kebahagiaan. Tapi, dengan membaca tentang penderitaan anak-anak lainnya, tidak ada jaminan secara psikologis mereka akan terganggu.

14 thoughts on “A Series of Unfortunate Events: Sebuah Refleksi Ekstrinsik?

  1. aku suka artikelmu, objektif.. aku juga karya lemony snicket yang di tuangkan di unfortunate events.. menurutku, pembacanya adalah anak remaja yang masih suka hal yang berbau imajinasi..
    thx..

    1. Objektif? Alhamdulillah dong, saya sedang belajar menulis objektif sbenarnya.. 😉
      Memang, semoga yang membaca remaja ke atas; karena terlalu kecil jika remaja ke bawah.
      Tapi belakangan saya lihat iklan Dancow, anak kecilnya lagi baca buku ini.. Wah, wah.. 😉
      Terima kasih sudah mampir..

  2. Wah saya setuju sekali dgn pendapat anda ttg A Series of Unfortunate Events. Kebetulan saya jg penggemar dari serial ini. Walaupun kisahnya terkesan monoton krn di setiap cerita ujung2nya The Baudelaire children selalu berhadapan dgn Count Olaf, buku ini bs membuat kita lbh bersyukur dgn masa kecil kita yg gak seburuk anak-anak Baudelaire. Thanks. Wassalam.

  3. Nah..inilah resensi buku yg bagus 🙂 Kebetulan saya tertarik dan ingin membeli buku2nya…tp nunggu edisi box setnya. Terus terang saya jg agk kaget ketika tahu jk novel ini adlh novel anak2. Krn materi ceritanya penderitaan bertubi2, yg rasanya kurang bgs utk anak2 😮 Setelah membaca artikel ini saya semakin ingin mengoleksinya. Terima kasih.

  4. Sangat suka artikel Anda,,! Saya saat ini sedang tertarik dg karya Mr. Snicket, tapi saya baru baca a series of unfortunate event yg versi basa inggris, agar saya bisa lebih “mengerti” ttg Mr. Snicket. Bdw, apa Anda tahu karya Mr. Snicket yg lain?
    Thx a lot!

    1. Terima kasih…
      Wah, pastinya edisi aslinya memang lebih indah dibaca..Apalagi kalau mau tahu tentang Mr Snicket lebih banyak lagi..
      Omong-omong, saya tidak tahu nih karya beliau yang lain..Hanya tertarik kumpulan buku ini saja..

  5. wah, bagus banget artikelnya.. Saya liza, berumur 13 tahun dan sudah membaca buku ini sejak 8 tahun. Sungguh, saya baru menyadarinya, bahwa buku ini sangat tidak diperuntukkan untuk anak anak usia 8 thn seperti saya dulu. Adegan adegannya yang maaf, “sedikit tidak mendidik” apalagi disertai dengan kekerasan yang berlebihan tidak bagus terlalu diserap oleh anak anak. Tapi jujur, saya mencintai buku ini. entah kenapa, rasanya buku ini amat spesial buat saya. Sampai sampai saya mengatur seluruh jilidnya dengan baik di lemari dengan sampul yang masih mengilap karena saya jaga dengan sangat. hahhaha. berlebihan? pasti! saya mencintai buku unik seperti ini. Apalagi setiap bukunya di sertai kata penutup dia kahir ceritanya yang ditulis langsung oleh lemony dengan editan yang amat baik, seperti kertas yang basah, kertas yang sudah terkoyak koyak dan sebagainya. Beribu tepukan untuk lemony!

  6. wah, baru nemu resensi bukunya nih…
    setelah sekian tahun penasaran dg bukunya dan meski sbnrnya dah liat filmnya juga
    and yeah, u can say that again mb’ ashreew
    pertama kali ngintip bukunya di penyewaan buku, dalam hati penasaran bgt dg sp ni Lemony Snicket
    ternyata kalo search di wikipedia, nama aslinya Daniel Handler mb’
    misterius tp aneh, sulit dipungkiri saya suka dg The B’s children meski stlh baca resensi mb’ saya jadi ngrasa Pak Snicket adalah orang aneh atau gimana gitu…hehehe
    scara, spt yg mb’ bilang tadi, ada kesedihan dan kemalangan bertubi2 di kehidupan The B’s pdhal buku/filmnya di tujukan buat anak2, hm…

    Salut sm mb’ Ashreew yg bs menjabarkan rasa penasaran sy selama ini
    d^^b

    Recomended book: The magic of Ruby Valley dan jg Perjalanan 2 Purnama karangan Sharoon Creech—- covernya biasa tp isinya keren buangetzzzz

  7. waah bagus yah, saya cuma nonton filmnya aja terus kalo baca novelnya cuma seri yg ke 13. lemony snicket itu memang tokoh fiksi kan gak nyata? soalnya penulis aslinya juga namanya daniel handler tapi anehnya tokoh lemony ini kayak nyata dan berbeda dengan penulis aslinya. kayak ada sosok lain yg bener2 namanya lemony tp bukan samaran dari daniel handler haha

Leave a reply to Ashree W. Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.